Home » » Cerita Seks Dewasa Terbaru Paling Panas 18+ : Pengalaman Pertama

Cerita Seks Dewasa Terbaru Paling Panas 18+ : Pengalaman Pertama

Written By yoyoyo on Minggu, 23 Maret 2014 | 09.30

Cerita Seks Dewasa Terbaru Paling Panas 18+ : Pengalaman Pertama
Cerita Seks Dewasa Terbaru Paling Panas 18+ : Pengalaman Pertama

Cerita Seks Dewasa Terbaru Paling Panas 18+ : Pengalaman Pertama
MATI aku !!!
Bang Chosim pasti marah besar.
Uang bulanan untuk kost yang aku janjikan belum juga ada di tanganku.
Sedang gajiku untuk bulan ini harus terpangkas untuk membiayai pengobatan Nenek di kampung, belum lagi cicilan hutang dikoperasi.
Sisa gajiku pun hanya sedikit, bahkan tak cukup untuk makan sebulan ke depan.
aku hanya OFFICE BOY di sebuah bank swasta di Jakarta, tepatnya di daerah Mangga Besar.
Gaji 600.000,- Rupiah perbulan belumlah cukup untuk merealisasikan mimpi mimpiku.
Sulit memang untuk hidup nyaman di ibu kota dengan modal pas-pasan sepertiku.

" Ahh aku masih punya barang untuk kugadai .. !! "
" Iya.. handphone Nokia 3310 ini akan kugadai, toh nanti akan ku tebus lagi "
Gumamku dalam hati, sembari menyiapkan diri untuk segera pulang kerja.

Kulihat jam di hp menunjukkan pukul 16:25, aku bergegas pulang dengan jalan kaki menyusuri jalan raya.
aku tak hentinya menengok kanan kiri berharap segera menemukan kios kios jual beli hp, untuk menggadai HP pemberian manager bank tempatku bekerja.
Manager itu menghadiahkan HP karena kerjaku yang gigih dan rapi.
Sebenarnya ga enak juga, mengingat ini barang penghargaan.
Tetapi apalah itu sudah terhimpit keadaan, dan benar saja, tak lama kuberjalan aku pun menemukan kios yang kumaksut.
Tak butuh proses panjang untuk bertransaksi di kios itu.
Karena memang kios itu sudah terkenal dengan title "JUAL - BELI ".

Singkat Cerita seks Dewasa Terbaru 18+ 2014, aku sudah kembali ke kost tempatku tinggal.
Sedikit lega perasaanku, meski telah mengorbankan HP dan setengah uang makanku, setidaknya aku masih bisa menempati kamar kost ini sebulan kedepan.
Kamar ini tidak terlalu besar, ukuran 2,5m x 3,5m, dengan fasilitas kamar mandi di dalam.
Sengaja ku tempel beberapa poster bola agar terkesan ramai.
Tidak ada almari di kamar ini, sehingga aku memanfaatkan kardus mie bekas untuk menyimpan beberapa bajuku.
Lalu kasur keras kuno tanpa ranjang ku tata rapi membujur di ujung kanan dekat dengan jendela, dan kipas angin mini ku gantung di tengah ruangan, berdekatan dengan lampu 10 watt yang bercahaya orange.
Yaahh... cukuplah untuk ukuran orang sepertiku.
Ohh.. iya.. namaku Gio, usiaku sekarang 28 tahun, aku orangnya tinggi 170cm, dengan berat badan sekitar 60kg.
Sudah kebayang kalau aku ini kurus.
Wajahku juga biasa saja, hanya mungkin hidungku yang sedikit mancung.
Kulitku cokelat gelap menandakan bahwa aku berasal dari kampung.
Tapi tidak lepas dari itu semua, aku tetap berhak hidup dan menikmati fasilitas dibumi, tak terkecuali Cewek.

Nah, hari sudah gelap, tak terasa aku melamun hampir 3 jam lamanya.
aku tak tau jam berapa sekarang, karena HP biasa melihat jam sudah menjadi uang, dan uangnya tak lagi di kantong.
Tak ada yang bisa kuperbuat, spontan aku hanya tiduran di kasur keras peninggalan penghuni kost sebelumnya.
Hingga tidaklama berselang suara ketukan pintu mengagetkanku.
Segera aku bangun dan bergegas menuju pintu.
Betapa aku kaget setengah mati, ketika ku dapati Bu Sinta berdiri di depan pintu kost.
Ia tersenyum, bibir tipis berwarna merah muda yang di poles lips gloss makin membuatnya terkesan anggun.
Sekilas terlihat gigi putih rapatnya yang tertata rapi.. benar benar bibir yang sensual.
Matanya yang lebar, dihiasi alis pasangan sungguh mempesona, apalagi tatanan rambutnya yang panjang hitam lurus di biarkan terurai, sebagian menutupi setengah wajahnya.
Orang ini memang cantik, tidak.. tidak... dia lebih dari sekedar cantik.
Dia sempurna.
Kenapa kusebut sempurna, karena body nya.
Iya.. body nya yang semok itu, pinggang rampingnya, bahu eksotisnya, pantat semoknya.
Bentuk Toket yang menjulang ke atas. astaga..!!
Di depanku berdiri seorang biToketri sempurna !!
Meski usianya 47 tahun, tetapi yang terlihat bukan itu.
Penampilan sopan dan elegannya seolah menutupi usianya.
Belum lagi setelan blus putih kombinasi renda di Toket di tutup jas cokelat kalem dan rok span coklat tua dari bahan katun lembut.
Penampilannya makin sempurna.
Entah apa yang di lakukannya untuk merawat tubuhnya.
Mungkin senam rutin, atau berenang atau fitnes atau bahkan mengkonsumsi jamu - jamuan, aku benar benar di buatnya heran dan takjub.
Tidak terpikirkan olehku, di balik sintalnya Bu Sinta yang telah memiliki dua anak itu masih terbeber pesona yang tiada duanya.
Bu Sinta ini manager bank di tempatku bekerja, Bu Sinta-lah yang menghadiahi HP Nokia 3310 kepadaku.

" Loh.. kok diam begitu to Gio.. !? saya datang kemari cuman ingin mengembalikan HP ini "
Bu Sinta mengagetkanku, sambil mengambil HP di dalam tasnya dan menyodorkannya padaku.

" Eeehh.. anu.. kok.. Bu Sinta.. " balasku penuh dengan rasa heran

" Sudah tidak apa apa. simpan baik baik hp ini, saya sudah menebusnya di kios tempat kamu menggadai. Saya mengetahui hal ini ketika pemilik kios itu mengangkat telfon saya, sebenarnya saya ingin telfon kamu, menyampaikan bahwa besok ada rapat direksi. Maka dari itu seluruh jajaran office boy diharapkan membantu persiapan jalannya rapat Toketkan itu. "

Penjelasan Bu Sinta membuat jantungku berhenti berdegup.
Terutama menyinggung HP itu, ya Tuhan.. malu sekali dan aku hanya bisa menganga lebar sambil melotot.
Kedatangan Bu Sinta yang menToketk itu benar - benar membuatku mati kutu.

" Tapi bu.. aku.. anu.. bagaimana bu Sinta bisa tau saya tinggal di sini ? "

" Saya bertanya dengan pemilik kios, dia tidak tau persis lokasi kamu. hanya dia sering melihatmu belok di gang. Lalu saya telusuri jejakmu melalui warga sekitar hingga saya menemukan kostmu "

" Aduh.. Bu Sinta..saya tidak tau mesti bagaimana, kejadian ini memalukan sekali. Aaya minta maaf yang sebesar besarnya atas ini bu.. "

" Sudahlah Gio.. jangan terlalu di dramatisir seperti itu. Lain kali kalau ada kesulitan kamu bisa konsultasi dengan saya.. barangkali saya bisa membantu. "

" Iya bu.. untuk selanjutnya saya akan mencoba berkonsultasi.. ehhh sampai lupa.. mari bu silahkan masuk. dari tadi berdiri di situ.. mari bu.. "

" Mmm.. apa saya tidak mengganggu ?? "

" Tidak bu.. sama sekali tidak.. justru saya merasa terhormat.. mari bu masuk dulu tetapi ya gitu.. tidak ada kursi atau sofa.. tapi kalau bu Sinta mau bisa duduk di kasur saya. "

" Termaksih Gio.. "

Bu Sinta masuk dan duduk bersila di kasurku, sementara aku menutup pintu dan bergegas membuatkan teh untuknya.

" Gio krasan di tempat ini ?? "

" Krasan ga krasan sih bu.. tapi tempat ini sudah cukup layak buat saya "

aku menuju mendekat ke bu Sinta, sembari menyuguhkan teh hangat.
Lalu aku duduk persis di depannya.
Sungguh tak kusangka, aku berada tepat di depan biToketri.
Tak sengaja mataku terus mengarah ke paha putih mulusnya yang sedikit menganga karena ia duduk bersila, rok span sepahanya sedikit tergeser ke atas, bukan main mulusnya.
Semakin dalam ku pandangi semakin gelap, paha dalamnya menutupi jarak pandangku.

" Kenapa kamu jual HP itu Gio "

" Maaf bu.. itu karena saya terhimpit keadaan "

aku menjawab dengan muka malu, tapi entah kenapa, urat maluku tiba tiba lenyap oleh pemandangan yang indah di depanku.
Mulanya aku yang diam tanpa pikiran jorok, kini otak ku di penuhi paha mulusnya Bu Sinta, payudara mancungnya, leher jenjangnya, ya Tuhan kesemuanya membuat Kontolku menToketk ON.
Kepalaku mulai mendidih begitu Bu Sinta merubah posisi duduknya, dari semula bersila, kini duduk bertimpuh, mungkin dia tau kalau sedari tadi ku perhatikan pahanya.
Sehingga ia merubah posisi duduknya.
aku tak tau lagi, etika sopan ku sudah termakan oleh rasa penasaranku. Bahkan aku sudah berani memandangi buah Toketnya, membayangkan bentuk dibalik kemejanya.
Uuugh.. pasti sangat nikmat jika ku mainkan dengan tanganku, pasti mulus, Aaaghh... imajinasiku semakin menjadi, ingin rasanya meniduri bu Sinta.
Tidak, tidak.. tidak !! bu Sinta adalah orang yang menyelamatkan hidupku Tak seharusnya aku seperti ini.
aku harus bisa mengontrol emosi.
Setan apa ini..!!
Merasuk mengotori otak dan hatiku..!!

" Gio, kenapa dari tadi kamu diam begitu ?? saya bertanya apakah besok kamu bersedia mebata ruang untuk rapat ?? "

Suara lembut Bu Sinta membuyarkan lamunanku, sejurus kemudian aku berkomat - kamit mencoba menutupi apa yang sudah berkecimak di dalam diriku.

" Ee..hh iy..iyaa.. Bu Sinta, besok pasti saya kerjakan "

" Kenapa sih kamu terlihat begitu tergupuh - gupuh seperti itu ? ada yang salah dengan pertanyaan saya ??

" Tidak Bu..Sinta.. saya.. eehh tidak ada yang salah dengan pertanyaan Bu Sinta... "

" Kamu ini aneh "
Bu Sinta membalas sinis sambil menyempitkan matanya memandang tajam wajah ku yang mulai berkeringat.

" Aneh bagaimana maksut Bu Sinta ?? "

" Saya rasa kipas angin sedari tadi sudah menyala, udara di luar juga tidak terlalu panas, ruangan ini cukup luas untuk di isi dua orang, lantas kenapa wajah mu berkeringat seperti itu ?? "
Cetus Bu Sinta, kali ini menatapku lebih tajam dan keningnya mulai di kerutkan.

" Aaahh.. ini.. ini saya memang begini Bu Sinta..suka berkeringat biarpun sedang tidak beraktifitas "
aku berusaha berbelok, agar aku tetap kelihatan stabil, meski aku tau tidak seperti itu penilaian Bu Sinta terhadap reaksiku beberapa menit lalu.

" Itu alasan yang tidak masuk akal Gio, mana ada orang diam dan berkeringat tanpa adanya aksi dari dalam tubuh "

" Aahh.. beneran bu, saya.."

" Jangan - Jangan kamu grogi karena keberadaan saya di sini dengan penampilan seperti ini ?? "
Belum sempat aku berceloteh, Bu Sinta memotong pembicaraanku dan menusukku dengan kata - kata yang makin membuatku serasa mual.

" Saya sangat mengerti Gio, mungkin ini karena tempat kamu yang tidak ada sofa, sehingga saya duduk di kasurmu dengan posisi seperti ini, saya maklumi karena pada dasarnya semua lelaki juga begitu "

" Maksut Bu Sinta... ?? "
Alamaakkk... mampus aku !!
Cara bicara orang ini benar - benar makin membuatku mual.
Dalam keadaan seperti ini masih saja dia bisa berkelit dengan bibirnya yang di poles Lips-Gloss bening itu.
Orang ini membuatku tidak berkutik !!!

" Sepertinya tidak perlu saya jelaskan lagi Gio, bahwa memang hampir semua lelaki akan berbuat hal sama seperti kamu saat ini, jika berada di posisi sekarang. Itu juga tak lepas dari caraku berpakaian, seharusnya saya mengenakan celana atau jeans atau kebaya. "ngentot gratis" Tetapi justru saya mengenakan span kerja ini, celakanya lagi di tempatmu tidak ada sofa. Mau tak mau saya harus duduk dengan posisi begini, dan itu tidak nyaman untuk saya... "

" Eee...itu.. eh..ini sungguh bukan..saya.. tapi Bu.. "
Busyett !!
Orang ini.. terlalu dewasa !!
Terlalu mengerti tentang seorang lelaki, terlebih lelaki mesum seperti ku !!
Apa yang harus ku lakukan sekarang, bahkan kata - kata ku pun sudah tidak keluar dengan lancar.
Lidahku kelu menyadari ternyata Bu Sinta lebih menguasai keadaan.
Bahwa ternyata Bu Sinta lebih mengetahui apa yang telah kucoba sembunyikan.

" Kamu suka dengan paha saya Gio.. ?? "

Buju bussyeeetttttt...!!
semakin aku terpojok, oleh semua kata yang ia lontarkan.
Serasa aku adalah kelinci kecil yang terkurung.
Ingin keluar bebas tetapi tidak mempunyai kunci untuk membuka kandangnya.
Ini menyulitkanku...!!!
Semakin ku tutupi semakin aku terlihat bodoh.
aku terperanjat seperti patung.
Kaku mengeras, bahkan mungkin nafas ini seperti tidak berhembus.

" Kamu pun terus memandangi Toket saya, bicaramu tidak karu - karuan. Kamu mulai tidak nyambung saya ajak ngobrol. "
" Gio... "
" Gio .. !! " Sentakan Bu Sinta membuyarkan aksi mematungku.

" I..Iya bu..Sinta.. maaf, saya.. tetapi ini memang membuat saya grogi bu "

Bu Sinta tersenyum.. dan hanya tersenyum sambil tetap memandangku dengan tatapan aneh.
Semula dia duduk bertimpuh, kini dia merubah pola duduknya.
Dia duduk dengan kedua kaki di depan, lututnya di tekuk sehingga bertemu dengan dagunya.
Lalu ia membukanya kedua lutut itu.
Membuka selebar - lebarnya ke arah berlawanan.
Posisi badannya yang tegap kini di condongkan ke belakang.
Tangan kirinya menyangga di belakang badannya.
Dan tangan kanannya menyingkap rok spann cokelatnya ke atas, pelan.. perlahan..halus sekali ia melakukan gerakan itu.
Tidak ada suara yang keluar dari bibir ber Lips-Glossnya.
Hanya bibirnya membuka sedikit, seperti orang tertidur pulas.
Kedua matanya yang lebar kini sedikit menutup.

" Kini, apa yang akan kamu lakukan Gio ?? "

“ Gio.. apa yang akan kamu lakukan...dengan keadaan seperti ini ?? “

“ kau masih saja seperti itu, bukankah ini kesempatan untukmu Gio.. “

Bu Sinta terus saja berceloteh, namun telingaku seakan buntu.
Semua alat inderaku hanya tertuju pada satu titik.. tak lain adalah gundukan di ujung paha Bu Sinta.
Pemandangan itu benar benar membuatku harus menelan ludah beberapa kali.
Tapi tetap saja tenggorokanku terasa kering, seakan haus oleh sesuatu yang banyak.
Semakin ku pandangi gundukan itu semakin Kontolku meronta ronta, seakan ingin keluar dari jeratan laut luas.
Gundukan itu berwarna merah muda.
Merah muda yang tipis dan halus... ahhhh...aku tau..itu pasti warna celana dalam Bu Sinta.
Celana dalam tipis transparant yang mulai di genangi cairan aneh.
Dan kini cairan itu melumuri gundukan itu.

Sejurus kemudian, terlintas jari jemari Bu Sinta mulai menari di gundukan itu.
Gerakan tarinya naik turun dan sedikit menekan ke arah dalam.
Ke empat jarinya merapat seakan ingin menampar gundukan merah muda itu.
Lalu satu jari lainnya berusaha Ngentot dengan khidmat.
Ku lihat Bu Sinta menarikan jarinya dengan tanpa suara, tetapi seakan menggema ke seluruh ruangan kost ku.
Ya Tuhan... pemandangan apa ini.. aku tak kuasa melukiskan semua ini.
Sementara Bu Sinta masih saja terus beraksi dengan gerakan gerakan yang aku sendiri tak tau dari mana datangnya.
Meski nafasnya tersengal sengal seperti orang habis berlari, tetapi justru terlihat menggairahkan.
Jari jarinya yang menari nari di celana dalamnya itu kini berusaha menarik kasar.
Menggenggam erat celana dalam merah muda itu dan menarik paksa.
Di tariknya celana dalam itu sembari mengangkat badannya.
Seperti setan yang terbakar, dia beranjak berdiri dan mengenggam rok spannya, di tariknya ke atas.
Berjalan dengan langkah tertatih menujuku, dengan muka memelas seakan menginginkan pengampunan.

“ Gio.. lakukanlah..jangan membuat saya merasa tidak berharga.. Segeralah siksa saya.. Gio..saya sudah menantikan momen ini untuk waktu yang lama. Tidak kah kamu merasa kasihan pada saya Gio !? “
Rintihan Bu Sinta terdengar lirih, bahkan hampir tidak ku degar dengan baik.

“ Persetan denganmu Gio !! “
Sebentar menghentak dan dengan kasarnya Bu Sinta meraih kepala aku.
Di cengkramnya erat erat.
Lalu menariknya ke sela sela paha putih mulusnya yang tanpa kerutan itu.
Di tekannya dalam dalam kepalaku di kegelapan pahanya.

“ Aahh...aaahh.....aaaaaa..hhh... Gio... aahhhh...berikan lidahmu...Gio... “

Serasa tertekan dan terhimpit, aku pun menuruti apa yang di perintahkan bibir sensualnya.
Kujilati.. !!
Ku hisap.. !!
bahkan sedikit ku gigit dengan penuh kemurkaan !!

“ Aaahh...Gio..oooouuuhh...oohh...oohhhh.....hhhhh.. . iya..Gio..iya.. begitu...ooohhh...ohhh “

Semula tanganku yang diam tak berkutik, kini mendapat satu kekuatan binal, tanpa aba aba melejitlah tangan ku mencekam dan meremas pantat Bu Sinta.
Kasar kuperlakukan pantatnya dan sambil tetap ku ganyang memeknya yang di tumbuhi rambut hitam ikal itu.

“ Gio...oohh...Gio...ooooooooohh...hhh....ooooohh... “

Bu Sinta tiba tiba mundur beberapa langkah.
Dengan muka berantakan ia memandangku penuh dendam.
Di bukanya jas cokelat itu, lalu di bantingnya ke samping.
Begitu juga dengan kemejanya, dengan tergesa gesa Bu Sinta melepas kancing kemeja itu.
Sementara tangan satunya berusaha keras membuang rok spannya yang masih melilit paha Bu Sinta.
Kini tinggalah bra nya yang masih utuh menempel di Toketnya.
Memang.. Toket Bu Sinta tidak sebesar itu, tetapi bentuknya yang mancung itu...ya Tuhan..
Kembali Bu Sinta mendekat, merendahkan badannya dan merangkul leherku.
Di kecupnya kening ini sekali .
sekian itu di tariklah leher ini sekencang mungkin.
Sehingga aku pun terdesak ke depan dan menindihnya dalam posisi setengah duduk.
Tanpa ragu lagi ku gasak habis semua leher Bu Sinta.
Ku lumat semua sisi di lehernya, merangsak naik ke pipi nya banhkan ke bibirnya.
Bu Sinta menyambutnya dengan mengulum lidahku lalu memainkan lidahnya seperi orang sedang mengunyah.
Hal ini berlangsung cepat.
Secepat Bu Sinta meraih baju dan celana kolorku, lalu melepasnya dengan paksa sambil mengunyah bibirku.
Semakin aku di bawanya ke alam yang dia maksut.
Kini aku mengerti apa yang di sebutnya,” Menahan lama untuk ini “

sekian akhirnya Bu Sinta berhasil melucuti semua yang kukenakan.
Ia meminta untuk segera menyelesaikan semuanya.



“ gio..cepatlah..selesaikan semua ini, Saya berjanji tidak akan membuatmu kecewa “

“ lakukanlah Gio, lakukan dengan segala rasamu “

Tak elak aku pun langsung menuju pemandangan yang sudah membuatku merasa kecil.
Kusodorkan Kontolku yang sudah mendidih ini tepat di depan memek Bu Sinta.
Tidak akan kusia sia kan momen ini.
aku akan membalas dendam atas siksaan yang telah ku terima.

“ Cepatlah Gio.. Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi...”

aku tak perduli dengan rintihan rintihan Bu Sinta.
aku hanya menempelkan kepala Kontolku di antara belahan memek Bu Sinta yang berwarna cokelat kelam itu.
Ku geser geser naik turun membelah hutan ikal yang tumbuh di sekelilingnya.
“ aahh... ahhh...Gio...nikmat...nik..maatt..Gio.... Siksa saya... terus Gio...Hajar saya...ooohhh...oohhh.... “

Berkali kali kugeser geserkan kepala Kontolku di lubang memeknya.
Tetapi itu belum cukup untuk ku membalas rasa penasaranku.
Tadi aku di buatnya menderita, sekarang lah giliranku untuk membuatnya menderita juga.
Terus dan terus ku geser tiada henti.
Semakin cepat dan makin cepat.
Suara yang keluar dari gesekan itu makin membuatku bersemangat untuk mempercepat.
Suara pertemuan antara daging lunak dan cairan Bu Sinta membuatku semakin kalap.

“ Gio..aahh...aaahhh....saya mohoonn.... “

Bah..persetan !!
Akan Ku buat Bu Sinta sama menderitanya sepertiku.


“ Oouuhh..ouuhh..... “
Bu Sinta mendesis, menjerit, dan berkali kali berbicara aneh tapi dengan nada yang lembut.
Keringat yang mengucur di lehernya mulai terlihat.
Mata nya yang terus2an berkedip itu kini semakin di rapatkannya.
Bibir sensualnya yang menganga lebar dan terus bersuara.

“ Gio.. Gio... kamu harus menyelesaikannya Gio...Ampuni saya..ooohh..ooohhh.... “

sekian lama ku bermain dengan menggesek gesek kan kepala Kontolku.
Kini aku berusaha memasukkannya.
Memasukkannya lebih dalam dan dalam lagi.
Dengan perlahan...perlahan.. dan perlahan..
Nyaris tanpa suara di antara kami berdua.
Bu Sinta yang tadinya terus terusan berdecis, sebentar dia melotot dan menganga tanpa suara.
Begitu Kontolku masuk dan berdiam diri di memeknya.
6 detik.. 7 detik..8 detik.. dan mulai ku goyang maju mundur.
Ngentot penuh irama.
Bergoyang dengan tertatur tapi mematikan.
Kali ini Bu Sinta benar benar tidak bersuara !!!
Suara gaduhnya telah di telan oleh sesuatu yang menyumpalnya.
Iya.. suara gaduhnya telah di telan oleh Kontolku yang berusaha mengoyak memek Bu Sinta.

10 menit..
15 menit..
20 menit...

Akhirnya kuhentikan semuanya.
aku merobohkan diri di atas tubuh Bu Sinta.
Kami sama sama saling merobohkan diri dan kini terbaring saling menempel.
Kontolku yang masih berkedut kedut tetap bertengger di dalam memek Bu Sinta.
Serasa hangat dan lembab, bahkan basah.
Capek luar biasa...
Keringat kami saling bertemu.
Lalu kurobohkan badanku kesamping Bu Sinta.
Sambil menghela nafas panjang.. ku menoleh ke arah Bu Sinta.
Dia masih terpejam dan bernafas terburu buru.

“ Terimakasih Gio.. “

Hanya itu kata kata yang keluar dari mulut Bu Sinta sekian sempat tanpa suara.
Bu Sinta menyandarkan lehernya di tanganku.
Dia miring ke arahku dan sesekali menepuk netuk pipiku penuh dengan arti.
Senyumnya yang selalu hadir mengarah dekat ke bibirku.
Di ciumnya ujung bibirku dengan durasi pelan sekali, lalu delepaskannya dan kembali menepuk nepuk pipiku.

“ Bu Sinta, bagaimana kalau nantinya Bu Sinta hamil ?? Tadi saya tidak bisa mengontrol diri, dan sperma saya terlanjur keluar di dalam memek Bu Sinta. “
Kataku membuka pembicaraan.

“ Saya ini janda Gio.. “

“ Huh.. !!?? Bu Sinta janda ??

“ iya, kau benar.. saya janda, ini merupakan tahun ke 8 bagi status janda saya “

“ tetapi bu.. saya sudah mengenal Bu Sinta 6 bulan ini, saya baru mengetahuinya sekarang, Bu Sinta tidak terlihat janda di mata saya bu, saya melihatnya seperti orang normal lainnya, seperti keluarga utuh lainya. “

“ memang benar, di luar saya selalu tegar Gio..tetapi sesungguhnya saya ini Hyper Seks. Banyak hal yang tidak kamu tau. Banyak kejadian yang mustinya kamu tau. Mungkin ini sebagai awal untuk kamu mulai mengetahuinya “

Malam itu kami terus bercengkerama.
Saling men Cerita seks Dewasa Terbaru 18+ 2014 kan kisah masing masing.
Begitu lama kami ber Cerita seks Dewasa Terbaru 18+ 2014, dan kini aku hampir mengenalnya secara utuh.

Bu Sinta mengenakan kembali perangkat perangkat yang di gunakannya sebagai pelindung badannya.
Celana dalam nya yang belum kering.
Kemeja kusutnya.
Jas kerjanya yang terpojok di ruangan.
Lalu rok spannya yang tergeletak di dekat pintu.
aku tertawa cekikikan melihatnya bingung kesana kemari hanya karena ingin mengambil baju bajunya.
Dalam hati ku bertanya “ itu tadi perasaan di taruhnya di deket deket sini, kenapa bisa sampai ada di ujung sana “
Malam yang menakjubkan !!
Ini malam ku yang benar benar menakjubkan !!

Bu Sinta sudah selesai dengan kesibukannya.
Dia segera berpamit pulang.

“ Gio.. saya harus pulang, anak anak saya mungkin sudah menunggu di rumah, mereka selalu melakukan makan malam bareng dengan saya, dan hari ini saya sudah telat “

“ Iya Bu Sinta, terimakasih sebelumnya “
aku menjawab Bu Sinta masih dengan keadaan telanjang.
Lalu dia pergi begitu saja.
Di tutup pintu kamar kost ku dan... tinggalah aku terkapar lesu.
Dengan wajah pucat kehabisan keringat, ku pejamkan mata mencoba menyesali apa yang sudah terjadi.
Tetapi penyesalan itu tak kunjung ada, justru sebaliknya... bahagia yang terasa ini menghiasi ruang ruang kosong di hidupku.
akupun mulai mencoba tertidur.
Belu sempat aku benar benar tidur.
HP ku berbunyi.
aku sambar dan ku check.
Ada 1 message tertera di sana.
Ku buka....

“ mungkin besok kamu berkenan menggadaikan HP mu lagi, maka saya dengan senang hati menebusnya “

sekian Cerita Seks Dewasa Terbaru Paling Panas 18+ : Pengalaman Pertama

Terima Kasih udah mau mampir ke Andrekocak Blog , sekiranya bila ada kesalahan dalam kata-kata atau sumber artikel mohon dimaklumi , Admin Blog Ini juga manusia ^_^ . Bila ada Kritik atau saran sihalakan Komentar dibawah , dengan senang hati saya terima kritik dan sarannya Thank'sBy : Andrekocak Blog
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Situs Boker - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger