4 Imajinasi Dunia Pasca Kiamat - Banyak orang yang meyakini kebenaran teori mengenai akhir dunia berdasarkan penanggalan Suku Maya. Namun di sisi lain, para cendikiawan kebudayaan Maya telah berulang kali menunjukkan bahwa akhir penanggalan tersebut tidak berarti kiamat.
Meski berbagai rumor mengenai kiamat tersebut semakin banyak beredar, mereka yang percaya pada kiamat berdasarkan penanggalan suku Maya bukanlah orang pertama yang membayangkan akhir dunia. Seperti dilansir dari Fox News, Kamis (22/11/2012), berikut adalah beberapa potret masa depan setelah kiamat dalam literatur serta film.
1. Planet of the Apes
Film dari tahun 1968 ini menceritakan tentang astronot George Taylor yang melakukan pendaratan darurat di sebuah planet alien. Taylor tidak perlu waktu lama untuk mempelajari bahwa di planet tersebut, manusia adalah bisu dan primitif sementara kera memiliki peradaban yang canggih, cerdas dan memiliki bahasa.
Hal yang lebih buruk adalah, Taylor menemukan bahwa dia tidak bepergian menembus luar angkasa, melainkan menembus waktu. Saat itu dia tidak berada di planet lain, melainkan di Bumi di masa yang lain.
2. Mad Max
Film ini berlatar Australia dalam sebuah keadaan yang sangat mengerikan ketika kelangkaan bahan bakar fosil yang terjadi telah membuat kehidupan sosial menjadi berantakan. Bagi mereka yang menyukai gambaran dunia setelah kiamat berisi dengan geng-geng motor, versi ke-empat dari film ini kabarnya sedang diproduksi.
3. The Hunger Games
Trilogi Hunger Games karya Suzanne Collins menceritakan bahwa perang memicu kehancuran sosial. Di sebuah masyarakat Amerika Utara yang telah bangkit dari kekerasan, metropolis Capitol membawahi 12 distrik sekitarnya layaknya budak feodal.
Setiap tahun, satu bocah lelaki dan satu wanita dari tiap distrik dipilih untuk turut serta dalam Hunger Games. Ajang tersebut merupakan sebuah turnamen brutal yang hanya menyisakan seorang pemenang yang hidup.
4. There Will Come Soft Rain
Sebuah cerita pendek karya Ray Bradburry ini merupakan protret akhir dunia yang paling menyeramkan. Cerita ini dibuka dengan suatu keajaiban teknologi: terdapat rumah yang menyiapkan sarapan secara otomatis, membersihkannya dan memberikan semua kebutuhan sang pemilik.
Namun tidak lama kemudian terungkap bahwa keluarga pemilik rumah tersebut hanya tinggal siluet bekas terbakar di dinding luar rumah. Mereka adalah korban dari perang nuklir. Meski pemiliknya telah mati, rumah tersebut tetap melakukan tugas robot setiap hari, meyiapkan makanan untuk keluarga yang telah hilang itu. (yhw).
@OkeZone
0 komentar:
Posting Komentar